Kamis, 09 Juni 2011

Tentang Leukemia

PENDAHULUAN

Penyakit leukemia ditemukan pada abad ke-19. Leukemia adalah kanker salah satu jenis sel darah putih di sumsum tulang. Semua jenis kanker bermula dari kelainan sel kemudian menyerang darah dan jaringan. Secara normal, sel akan tumbuh dan memisah menjadi sel baru ketika tubuh membutuhkanya. Ketika sel menua, maka sel tersebut akan mati dan digantikan oleh sel-sel baru. Kadang urutan proses ini berlangsung menyimpang, sel-sel baru tumbuh dan berkembang biak ketika tubuh tidak membutuhkannya. Sel-sel yang telah tua juga tidak mati seperti yang seharusnya terjadi. Leukemia bermula dari kelainan seperti ini yaitu kelainan sel darah putih.

Leukemia tampaknya adalah suatu penyakit klonal yang berarti satu sel kanker abnormal berproliferasi tanpa kontrol, menghasilkan sekelompok sel-sel anak yang abnormal. Sel-sel ini menghambat semua sel lain di sumsum tulang untuk berkembang secara normal, sehingga mereka tertimbun di sumsum tulang. Karena faktor-faktor ini, leukemia disebut suatu gangguan akumulasi sekaligus gangguan klonal. Akhirnya, sel-sel leukemik mengambil alih sumsum tulang. Hal ini menurunkan kadar sel-sel nonleukemik di dalam darah yang merupakan penyebab berbagai gejala umum pada leukemia.

Faktor-faktor resiko untuk leukemia antara lain adalah predisposisi genetik yang digabungkan dengan inisiator (mutasi) baik yang diketahui maupun tidak. Pajanan radiasi, obat-obat yang menekan sumsum tulang, dan berbagai obat kemoterapi meningkatkan resiko leukemia. Bahan-bahan dari lingkungan juga diduga dapat menjadi faktor resiko.

Sebagai tim pelayanan kesehatan perawat mempunyai peran dalam upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Upaya promotif meliputi memberikan penyuluhan kesehatan tentang leukemia dan penatalaksanaanya. Upaya preventif yaitu mencegah hal-hal negatif yang dapat terjadi. Upaya kuratif dengan memberikan terapi keperawatan dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain, dan upaya rehabilitatif untuk pemulihan kesehatan dan peningkatan kemampuan klien.


A. Pengertian
Leukemia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk darah. (suryadi dan rita yuliani, 2001:175).
Leukemia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang menggantikan elemen sumsum tulang normal (Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, B.G, 2002: 248)
Leukemia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasi patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sumsum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, dkk, 2002: 495)
Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam sumsum tulang dan limpa nadi (Reeves, 2001). Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal. Juga terjadi proliferasi di hati, limpa dan nodus limfatikus, dan invasi organ non hematologis seperti meninges, traktus gastrointesinal, ginjal dan kulit.
B. Etiologi
Penyebab leukemia sampai saat ini belum jelas, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia yaitu :
1. Faktor eksogen
a. Sinar x, sinar radioaktif.
b. Bahan kimia seperti: bensol, arsen, preparat sulfat, chloramphinecol,
anti neoplastic agent.

2. Faktor endogen
a. Kongenital (kelainan kromosom, terutama pada anak dengan Sindrom Down).
b. Herediter (kakak beradik atau kembar satu telur). (Ngastiyah, 1997).
c. Faktor genetik : virus tertentu meyebabkan terjadinya perubahan struktur gen ( T cell leukemia-lymphoma virus).

C. Jenis Leukemia
1. Leukemia Granulositik Akut.
Leukemia Granulositik akut adalah sel sistem hematopeotik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel mieloid seperti: monosit, granulosit, eritrosit, dan trombosit.
a. Insidens (umur) : dewasa, 10% pada anak-anak.
b. Faktor yang mendukung : penyinaran pemberian tinggi, terpapar kimia, aberasi genetik (seperti pada sindrom down)
c. Tanda dan gejala : bervariasi : (ekimosis, perdarahan pada gusi dan hidung, malaise, fatigue, demam, nyeri tekan sternum, kadang-kadang hepatosplenomegali).
d. Darah tepi : sel darah putih meninggi, normal atau kurang bisa disertai mieloblas trombositopenia, dan anemia.

1. Leukemia Granulositik Kronis.
Leukemia Granulositik Kronis adalah suatu penyakit meiloprolifer yang ditandai dengan produksi berlebihan serigranulosit yang relatif matang.
a. Insidens (umur) : 20-60 tahun.
b. Faktor yang mendukung : radiasi ion, terpapar kimia.
c. Tanda dan gejala : splenomegali, nyeri tekan pada tulang, pucat, gejala-gejala hipermetabolik, diaphoresis, berat badan menurun, anoreksia.
d. Darah tepi : sel darah tepi meningkat dengan nyata, terutama granulosit dewasa. Ditemukan semua tahap perkembangan sel, termasuk sel blas, anemia (tahap terminal).
2. Leukemia Limfositik Akut.
Leukemia Limfositik Akut dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast.
a. Insidens (umur) : banyak pada anak, puncak 3-4 tahun; dapat timbul pada dewasa.
b. Faktor yang mendukung : Aberasi genetik (seperti pada sindrom Down), penyinaran virus.
c. Tanda dan gejala :bervariasi : (hepatosplenomegali, limfadenopati, 10% massa di mediastinum, ekimosis, demam ringan, berat badan menurun, nyeri tekan sternum, nyeri tulang dan sendi, malaise, fatigue).
d. Darah tepi : sel darah putih meningkat nyata disertai limpositosis. Jumlah sel darah putih dapat normal atau berkurang trombositopenia anemia.

3. Leukemia Limfositik Kronis.
Leukemia Limfositik Kronis merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 sampai 70 tahun.
a. Insidens (umur) : Mediannya 60 tahun.
b. Faktor yang mendukung : Tidak diketahui.
c. Tanda dan gejala : bervariasi (limpadenopati tanpa nyeri, hepatosplenomegali, hipersensitivitas terhadap gigitan serangga).
d. Darah tepi : peningkatan yang nyata limposit dewasa yang kecil, netrofil, tombositopenia, anemia disertai penyakit progresif.

D. Patofisiologi
Sel kanker menghasilkan leukosit yang imatur/abnormal dalam jumlah yang berlebihan. Leukosit imatur ini menyusup ke berbagai organ, termasuk sumsum tulang dan menggantikan unsur-unsur sel yang normal. Limfosit imatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer sehingga mengganggu perkembangan sel normal.
Hal ini menyebabkan haemopoesis normal terhambat, akibatnya terjadi penurunan jumlah leukosit, sel darah merah dan trombosit. Infiltrasi sel kanker ke berbagai organ menyebabkan pembesaran hati, limpa, limfodenopati, sakit kepala, muntah, dan nyeri tulang serta persendian. Penurunan jumlah eritrosit menimbulkan anemia, penurunan jumlah trombosit mempermudah terjadinya perdarahan (ekimosis, perdarahan gusi, epistaksis dan lain-lain).

Adanya sel kanker juga mempengaruhi sistem retikuloendotelial yang dapat menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh, sehingga mudah mengalami infeksi. Adanya sel kanker juga mengganggu metabolisme sehingga sel kekurangan makanan. (Ngastiyah, 1997; Smeltzer & Bare, 2002; Suriadi dan Rita Yuliani, 2001; Betz & Sowden, 2002).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer Q