Jumat, 20 Mei 2011

PLASENTA dan LIKUOR AMNII

PLASENTA

Plasenta berasal dari penggabungan vili korionik dan endometrium uterus. Plasenta berbentuk bundar dengan diameter 15 sampai 20 cm dan tebal lebih kurang 2,5 cm. beratnya rata-rata 500 gram.

Umumnya plasenta berbentuk lengkap pada kehamilan lebih kurang 16 minggu.letak plasenta umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak keatas kearah fundus uteri.

Hubungan plasenta dengan tali pusat :
•Ditengah : keadaan ini disebut Insersio sentralis.
•Agak kepinggir : keadaan ini disebut Insersio lateralis.
•Dipinggir : keadaan ini disebut Insersio marginalis.
•Diluar plasenta : keadaan ini disebut Insersio velamentosa. Hubungan tali pusat dengan plasenta melalui selaput janin.

Pembentukan plasenta :

Pada awalnya, vili korionik dapat terlihat diatas keseluruhan permukaan embrio yang tertanam. Sejalan dengan semakin membesarnya embrio yang berkembang, vili dibawah bagian desidua kapsularis endometrium menghilang.

Vili korionik dibawah embrio tetap ada dan semakin berkembang. Percabangan dan pembesarrannya disebut korion frondosum. Korion frondosum dan bagian desidua basalis endometrium bergabung membentuk plasenta. Embrio dilekatkan oleh batang penghubung (korda umbilicus) ke plasenta.

Fungsi plasenta :
1. sebagai alat yang memberi makanan pada janin (nutritif).
2. sebagai alat yang mengeluarkan bekas metabolisme (ekskresi).
3. sebagai alat yang memberi zat asam (O2), dan mengeluarkan CO2 (respirasi).
4. sebagai alat pembentuk hormon.
5. sebagai alat menyalurkan pelbagai antibody ke janin.

Fungsi plasenta adalah mengusahakan janin tumbuh dengan baik. Untuk pertumbuhan ini dibutuhkan adanya penyaluran zat asam, asam amino, vitamin dan mineral dari ibu ke janin, dan pembuangan CO2 serta sampah metabolisme janin ke peredaran darah ibu.
Perlu diketahui bahwa plasenta dapat pula dilewati kuman-kuman dan obat-obatan tertentu. Penyaluran zat makanan dan zat lain dari ibu ke janin dan sebaliknya harus melewati lapisan trofoblas plasenta.

Sirkulasi plasenta :

okapilar janin pada percabangan terminal vili korionik (korion frodosum) dibasahi dengan darah maternal dalam sinus darah desidua basalis endometrium uterus.permukaan jaringan janin dan maternal dipisahkan oleh ruang intervilus.
a) Di sisi maternal, darah memasuki ruang intervilus dari ateriol maternal yang terkikis. Darah arteri maternal kaya akan oksigen dan nutrien.
b) Di sisi janin, darah memasiki vili dari arteri umbilikus. Darah arteri umbilikus miskin akan oksigen dan kadar CO2 serta produk buangannya tinggi.

oSetelah pertukaran gas, nutrien, dan produk buangan antara darah maternal dan janin dalam kapiler vili, darah kaya oksigen dan nutrien kembali ke janin melalui vena umbilikus. Darah maternal kembali melalui vena uterus.
a) Darah janin dan maternal memiliki hubungan yang dekat, tetapi tidak memiliki hubungan langsung. Perpindahan zat antara darah janin dan maternal adalah melalui difusi, transpor aktif, dan pinositosis.
b) Menjelang akhir kehamilan, plasenta memungkinkan antibodi maternal memasuki sirkulasi janin. Antibodi memberikan imunitas pasif sementara pada janin.
c) Obat-obatan, alkohol, polutan lingkungan, virus, dan agens penyebab penyakit lainnya masuk dengan bebas dari sirkulasi maternal ke sirkulasi janin. Sebagai zat ini disebut teratogen atau agens yang dapat menyebabkan defek lahir.


LIKUOR AMNII ATAU CAIRAN AMNION


Di dalam ruang yang diliputi oleh selaput janin yang terdiri dari lapisan amnion dan korion terdapat likuor amnii (air ketuban).
Lapisan amnion berasal dari mesoderm ekstra-embrionik dan trofoblas. Bagian ini membentuk langit-langit rongga amniotik yang kemudian terisi cairan amniotik. Pada akhirnya, rongga amniotik akan membesar dan amnion tumbuh untuk membungkus embrio dan korda umbilikus.

Lapisan korion berasal dari trofoblas dan mesoderm ekstra-embrionik yang merupakan membran terluar yang membungkus embrio dan janin yang sedang berkembang.bagian ini membentuk vili korionik, yang kemudian membentuk bagian janin plasenta dan merupakan sumber HCG. Korion berdifusi dengan amnion untuk membentuk kantong yang membungkus embrio dan janin.

Volume likuor amnii atau air ketuban pada kehamilan cukup bulan 1000 – 1500 ml. Warna putih, agak keruh, serta mempunyai bau yang khas, agak amis dan manis. Cairan ini dengan berat jenis 1,008 yang terdiri atas 98% air, sisanya terdiri atas garam anorganik serta bahan organik dan bila diteliti benar, terdapat rambut lanugo, sel-sel epitel dan verniks kaseosa.

Pada air ketuban juga terdapat lesitin dan sfingomielin yang amat penting untuk mengetahui apakah janin mempunyai paru-paru yang sudah siap untuk berfungsi.
Dari mana likuor ini berasal masih belum diketahui secara pasti, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut. Ada teori yang mengatakan bahwa air ketuban berasal dari lapisan amnion, teori lain mengatakan bahwa air ketuban berasal dari plasenta.
Peredaran likuor amnii dalam plasenta cukup baik. Dalam 1 jam didapatkan perputaran lebih kurang 500 ml. Menurut teori, bayi menelan air ketuban kemudian dikeluarkan melalui kencing. Bila bayi tidak menelan air ketuban ini, maka dapat terjadi janin dengan stenosis sehingga terjadi hidramnion.

Fungsi air ketuban :
1. melindungi janin terhadap trauma dari luar.
2. memungkinkan janin dapat bergerak bebas.
3. melindungi suhu tubuh janin.
4. meratakan tekanan di dalam uterus pada partus, sehingga servix membuka.
5. membersihkan jalan lahir, jika ketuban pecah dengan cairan steril, dan akan mempengaruhi keadaan di dalam vagina, sehingga bayi kurang mengalami infeksi.


Daftar Pustaka


Bernischke K. A review of the patologic anatomy of the human placenta. Amer J
Obstet Gynec, 1962; 84:1995 diakses dari www.sagepub.com
Crawford JM. Vascular anatomy of the human placenta. America J Obstet Gynec,
1962; 84:1995 diakses dari www.sagepub.com
Wiknjosastro H.1997. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Salemba

Jumat, 06 Mei 2011

INSERSIO VELAMENTOSA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap sebagai kelainan yang berbahaya. Perdarahan pada kehamilan muda disebut keguguran atau abortus, sedangkan pada kehamilan tua disebut perdarahan antepartum. Batas teoritis antara kehamilan muda dan kehamilan tua ialah kehamilan 22 minggu, mengingat kemungkinan hidup janin di luar uterus.

Perdarahan antepartum biasanya dibatasi pada perdarahan jalan lahir setelah kehamilan 22 minggu, walaupun patologi yang sama dapat pula terjadi pada kehamilan sebelum 22 minggu. Perdarahan setelah kehamilan 22 minggu biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada sebelum kehamilan 22 minggu, oleh karena itu, perlu diberikan penangan yang berbeda. Perdarahan antepartum yang bersumber pada kelainan plasenta, yang secara klinis biasanya tidak terlampau sukar untuk menentukannya, ialah plasenta previa, dan solusio plasenta ( atau abrupsio plasenta ).

Perdarahan antepartum terjadi pada kira-kira 3% dari semua persalinan yang terbagi kira-kira antara plasenta previa, solusio plasenta, dan perdarahan yang belum jelas sumbernya. Di rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, antara tahun 1971-1975, terjadi 2114 kasus perdarahan antepartum diantara 14824 persalinan, atau kira-kira 14% ( Sarwono,2005).





B. TUJUAN
Agar mahasiswa mengetahui pengertian, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala serta cara penanganan Insersio Velamentosa.


C. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Insersio Velamentosa
2. Etiologi Insersio Velamentosa
3. Patofisiologi Insersio Velamentosa
4. Tanda dan gejala Insersio Velamentosa
5. Penanganan Insersio Velamentosa












BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Tali pusat sangat penting artinya sehingga janin bebas bergerak dalam cairan amnion, sehingga pertumbuhan dan perkembangannya berjalan dengan baik. Pada umumnya tali pusat mempunyai panjang sekitar 55 cm. Tali pusat yang terlalu panjang dapat menimbulkan lilitan pada leher, sehingga mengganggu aliran darah ke janin dan menimbulkan bahaya asfiksia sampai kematian.
Insersio velamentosa adalah tali pusat yang tidak berinsersi pada jaringan plasenta, tetapi pada selaput janin sehingga pembuluh darah umblikus berjalan diantara amnion dan korion menuju plasenta (Sarwono, Ilmu Kebidanan.2005).

Hubungan plasenta dengan tali pusat :
• Ditengah : keadaan ini disebut Insersio sentralis.
• Agak kepinggir : keadaan ini disebut Insersio lateralis.
• Dipinggir : keadaan ini disebut Insersio marginalis.
• Diluar plasenta : keadaan ini disebut Insersio velamentosa. Hubungan tali pusat dengan plasenta melalui selaput janin.

B. Etiologi Insersia Velamentosa
Insersi velamentosa ini biasanya terjadi pada kehamilan ganda/ gemeli, karena pada kehamilan ganda sumber makanan yang ada pada plasenta akan menjadi rebutan oleh janin, sehingga dengan adanya rebutan tersebut akan mempengaruhi kepenanaman tali pusat/ insersi.



C. Patofisiologi Insersio Velamentosa
Pada insersio velamentosa tali pusat yang dihubungkan dengan plasenta oleh pembuluh-pembuluh darah yang berjalan dalam selaput janin. Kalau pembuluh darah tersebut berjalan di daerah oestium uteri internum maka disebut vasa previa. Hal ini dapat berbahaya bagi janin karena bila ketuban pecah pada permulaan persalinan pembuluh darah dapat ikut robek sehingga terjadi perdarahan inpartum dan jika perdarahan banyak kehamilan harus segera di akhiri.

D. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejalanya belum diketahui secara pasti, perdarahan pada insersi velamentosa ini terlihat jika telah terjadi vasa previa yaitu perdarahan segera setelah ketuban pecah dan karena perdarahan ini berasal dari anak dengan cepat bunyi jantung anak menjadi buruk. Bisa juga menyebabkan bayi itu meninggal.
Satu-satunya cara mengetahui adanya insersi velamentosa ini sebelum terjadinya perdarahan adalah dengan cara USG. Jadi sebaiknya pada ibu dengan kehamilan gemeli dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan USG, karena untuk mengantisipasi dengan segala kemungkinan penyulit yang ada, salah satunya insersio velamentosa ini.

E. Penanganan Insersio Velamentosa
Bidan tidak memiliki kewenangan untuk menangani insersio velamentosa. Hanya melakukan diagnosa dan bila dicurigai bahwa ibu hamil mengalami kehamilan ganda segera lakukan USG. Dan apabila mengetahui ibu positif mengalami insersio velamentosa, lakukan rujukan pada Rumah Sakit.





BAB III
PENUTUP

Berdasarkan apa yang telah disampaikan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Insersio Velamentosa adalah kelainan letak tali pusat yang tidak bisa diketahui secara pasti kecuali dengan penggunaan USG. Dan bidan tidak mempunyai kewenangan untuk menangani kelainan ini, sehingga harus di rujuk ke Rumah Sakit ataupun spesialis kandungan.

TANDA PASTI KEHAMILAN

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dengan adanya kehamilan, maka akan terjadi perubahan pada ibu baik secara fisiologis dan psikologis. Perubahan tersebut sebagian besar adalah karena pengaruh hormone, yaitu peningkatan hormone estrogen dan progesterone yang dihasilkan oleh korpus luteum yang berkembang menjadi korpus graviditas dan dilanjutkan sekresinya oleh plasenta setelah terbentuk sempurna. Pengetahuan dan pemahaman tentang hal ini, sangat penting untuk hal-hal sebagai berikut:
- Membantu ibu memahami perubahan anatomi dan fisiologis selama masa hamil.
- Menghilangkan kecemasan ibu (dan keluarga), yang mungkin disebabkan oleh pngetahuan yang kurang.
- Memberikan penyuluhan kepada ibu (dan keluarga) tentang tanda dan gejala yang harus dilaporkan pada pemberi perawatan kesehatan.
- Memberikan asuhan kebidanan sesuai kebutuhan dan masalah yang ibu hamil hadapi.
- Mengidentifikasi penyimpangan yang actual dan potensial terhadap adaptasi normal supaya penanganan yang tepat dapat dilaksanakan.
Beberapa perubahan fisiologis yang timbul selama masa hamil dikenal sebagai tanda kehamilan. Ada 3 kategori, presumsi, yaitu perubahan yang dirasakan wanita (misalnya, amenore, keletihan, perubahan payudara ), kemungkinan yaitu perubahan yang diobservasi oleh pemeriksa (misalanya, tanda hegar, ballottement, test kehamilan), dan pasti (misalnya utrasonografi, bunyi denyut jantung janin). Dengan adanya perubahan tersebut, perlu dilakukan pencegahan, asuhan dan penanganan sehingga keluhan bisa dikurangi dan tidak menimbulkan komplikasi.
2. Rumusan Masalah
• Apa saja tanda-tanda pasti kehamilan ?

3. Tujuan penulisan
• Mengetahui tanda-tanda pasti kehamilan.


4. Manfaat Penulisan
• Menambah pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa.
• Memenuhi tugas yang diberikan dosen.






BAB II
PEMBAHASAN
1) Tanda Pasti (Positive Sign)
Tanda pasti adalah tanda yang menunjukan langsung keberadaan janin, yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa.
Tanda pasti kehamilan terdiri atas hal-hal berikut ini :


Gerakan janin dalam rahim

Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibunya pada kehamilan 18 minggu, sedangkan pada multigravida pada kehamilan 16 minggu, karena telah berpengalaman dari kehamilan terdahulu. Pada bulan ke- IV dan V janin itu kecil jika dibandingkan dengan banyaknya air ketuban, maka kalau rahim didorong atau digoyangkan, maka anak melenting di dalam rahim.Ballottement ini dapat ditentukan dengan pemeriksaan luar maupun dengan jari yang melakukan pemeriksaan dalam.Ballottement di luar rahim dapat ditimbulkan oleh tumor – tumor bertangkai dalam ascites seperti fibroma ovarii. Karena seluruh badan janin yang melenting maka ballotement semacam ini disebut ballottement in toto untuk membedakan dengan ballottement yang ditimbulkan oleh kepala saja pada kehamilan yang lebih tua .

Denyut jantung janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal electrocardiograf (misalnya dopler). Dengan stetoskop Laenec, DJJ baru dapat didengar pada usia kehamilan 18-20 minggu.

Bagian –bagian janin
Bagian –bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester terakhir).


Kerangka janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG





BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Untuk dapat menegakkan diagnosis kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala hamil. Perubahan fisiologis yang terjadi pada wanita hamil menyebabkan timbulnya perubahan-perubahan yang menjadi tanda-tanda kehamilan. Tanda-tanda kehamilan tersebut antara lain: tanda tidak pasti (presumptive sign), tanda kemungkinan (probability sign), dan tanda pasti (positive sign).

2. Saran
Semoga diagnosa yang dilakukan dapat dijalankan dengan cara yang benar dan dapat memberikan hasil yang memuaskan bagi ibu.

INDIKATOR KESEHATAN WANITA BERDASARKAN USIA HARAPAN HIDUP DAN TINGKAT KESUBURAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indikator status kesehatan wanita dilihat dari Usia Harapan Hidupnya dapat diartikan sebagai pengukuran tingkat kesehatan wanita yang dapat mempengaruhi usia harapan hidupnya sehingga kita dapat mengetahui penyebab-penyebab harapan hidup seorang wanita, sehingga dengan indikator ini kita sebagai tenaga kesehatan dapat mencegah dan menanggulangi penurunan usia harapan hidup seseorang wanita dengan meminimalkan faktor-faktor penyebab penurunan usia harapan hidup dan tingkat kesuburan.

1.2 Tujuan penulisan
a. Tujuan Umum
Agar mahasiswa lebih memahami tentang indikator status kesehatan wanita dilihat
dari Usia Harapan Hidupnya dan tingkat kesuburan.

b. Tujuan Khusus
• Agar mahasiswa dapat menjelaskan definisi usia harapan hidup dan tingkat kesuburan.
• Agar mahasiswa dapat menjelaskan hal-hal yang berpengaruh penting pada kelangsungan hidup yang lebih lama
• Agar mahasiswa dapat menjelaskan faktor-faktor kesehatan yang mempengaruhi
dan berhubungan dengan usia harapan hidup dan tingkat kesuburan.

1.3 Rumusan Masalah
A. Apa definisi usia harapan hidup?
B. Apasaja hal-hal yang berpengaruh penting pada kelangsungan hidup yang lebih lama?
C. Apasaja faktor-faktor kesehatan yang mempengaruhi dan berhubungan dengan usia harapan hidup dan tingkat kesuburan?
D. Apa definisi masa subur?

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini adalah metode kepustakaan, yaitu menghimpun data-data dari buku serta dari browsing internet.
BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Definisi Usia Harapan hidup
Usia harapan hidup (Life Expectancy Rate) merupakan lama hidup manusia di dunia. Usia harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Harapan hidup penduduk Indonesia mengalami peningkatan jumlah dan proporsi sejak 1980. Harapan hidup perempuan adalah 54 tahun pada 1980, kemudian 64,7 tahun pada 1990, dan 70 tahun pada 2000.
Meningkatnya usia harapan hidup penduduk Indonesia membawa implikasi bertambahnya jumlah lansia. Berdasarkan data, wanita Indonesia yang memasuki masa menopause saat ini semakim meningkat setiap tahunnya. Meningkatnya jumlah itu sebagai akibat bertambahnya populasi penduduk usia lanjut dan tingginya usia harapan hidup diiringi membaiknya derajat kesehatan masyarakat.
2.2 Hal-hal yang berpengaruh penting pada kelangsungan hidup yang lebih lama

Penyebab panjangnya umur manusia, diluar soal takdir tentunya, tergantung dari
beberapa faktor: (Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, ahli gizi Institut Pertanian Bogor)
Penyakit bawaan dari lahir: mereka yang diberi berkah oleh Tuhan Yang Maha Kuasa untuk menjalani hidup lebih panjang adalah orang-orang yang terkait dengan rendahnya penyakit degeneratif. Yaitu penyakit-penyakit yang mengancam kehidupan manusia, seperti penyakit kanker, jantung koroner, diabetes dan stroke. Lingkungan tempat tinggal Stress atau tekanan.


2.3 Faktor-faktor kesehatan yang mempengaruhi dan berhubungan dengan usia harapan hidup.

A. GIZI
Melewati kehidupan di dunia hingga usia 100 tahun mungkin menjadi harapan sebagian manusia. Mereka berpendapat bahwa dengan semakin panjang umur semakin banyak hal-hal yang dapat dilakukan, terlepas itu perbuatan yang baik maupun buruk. Penyebab panjangnya umur manusia, diluar soal takdir tentunya, tergantung dari beberapa faktor. Tapi yang paling berpengaruh adalah pola makan. Mereka yang mempunyai kesempatan untuk menikmati hidup lebih lama ini adalah orang-orang yang sangat memperhatikan pola makannya. “Mereka mengurangi konsumsi kalori ke dalam tubuhnya.

Menurut Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, ahli gizi Institut Pertanian Bogor:
Orang-orang lanjut usia ini mulai mengurangi konsumsi kalori dengan hanya memakan kacang-kacangan (kedelai), makan ikan dan minum teh hijau maupun teh hitam. Melakukan puasa seperti yang dilakukan umat Islam pada bulan Ramadhan. Melakukan diet terhadap jenis makanan goreng-gorengan, selain juga mengurangi porsi makan sehari-hari.
Pada awal usia 50 tahunan, disaat proses metabolisme tubuh sudah mulai lambat, mereka banyak makan makanan yang mengandung zat anti oksidan yang bermanfaat bagi tubuh.
Makan ikan yang mengandung zat omega 3 yang sangat tinggi, yang dapat mengurangi kolesterol dalam tubuh. Mereka juga memangkas konsumsi protein dan lemak dalam tubuh, dengan cara mengurangi makanan yang mengandung lemak dan protein hewani, seperti telor, susu, daging, keju, dsb.

B. MEROKOK
Merokok mengurangi usia harapan hidup rata-rata 10 tahun. Atau kalau anda tidak merokok berarti menambah usia harapan hidup rata-rata 10 tahun. Demikian antara lain hasil penelitian selama 50 tahun di Inggris mengenai dampak merokok terhadap kesehatan. Hasil penelitian yang dimuat di Jurnal Kesehatan Inggris ini menunjukkan terdapat 20 penyakit yang terkait dengan kebiasaan merokok.
Penelitian terlama tentang dampak merokok terhadap kesehatan menunjukkan bahwa rata-rata perokok meninggal dunia 10 tahun lebih cepat dibanding mereka yang tidak merokok. Penelitian ini dimulai 50 tahun lalu ketika untuk pertama kalinya muncul kaitan antara merokok dan kanker paru-paru. Temuan ini sangat penting untuk mendorong orang berhenti merokok. Penelitian ini melibatkan sekitar 35 ribu dokter di Inggris yang lahir antara tahun 1900 dan 1930. Para ilmuwan memantau kebiasaan merokok mereka selama lebih dari 50 tahun. Dan data paling akhir menunjukkan resiko yang ada jauh lebih besar dari perkiraan awal.
Sir Richard Peto, yang terlibat dalam penelitian ini hampir selama 40 tahun mengatakan, temuan yang ada menunjukkan berhenti merokok akan meningkatkan kuantitas dan kualitas hidup. "Bahkan setelah 20 tahun, bila anda berhenti merokok, anda bisa menghindari sembilan dari 10 resiko yang ada. Jika anda berhenti merokok setelah 10 tahun, anda bisa terbebas dari hampir semua resiko yang ada. Masalahnya adalah begitu orang merokok, susah untuk menghentikan kebiasaan itu. Banyak orang yang mengaku tak bisa berhenti merokok," katanya.
Mereka yang berhenti merokok pada usia 60 tahun, bisa meningkatkan harapan hidup selama tiga tahun. Sementara bila seseorang berhenti merokok pada usia 30 tahun, berbagai dampak negatif terhadap kesehatan bisa diminimalkan.
Ada sekitar 20 penyakit yang terkait dengan merokok ini, antara lain penyakit jantung, stroke, dan berbagai macam kanker. Di negara berkembang dewasa ini, semakin banyak orang merokok. Sejak penelitian ini dilakukan, diperkirakan 100 juta orang meninggal di seluruh dunia akibat merokok. "Kematian itu disebabkan merokok telah dibuktikan sebagai penyebab berbagai penyakit saluran pernapasan seperti penyakit paru obstruktif menahun, kanker paru, dan diyakini merupakan faktor resiko untuk penyakit jantung, stroke, dan berbagai penyakit kronis lain"
C. MENOPAUSE
Keberhasilan pembangunan termasuk pembangunan kesehatan telah meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat antara lain meningkatnya umur harapan hidup (UHH) di Indonesia dari tahun ke tahun. Disamping itu terjadi pula pergeseran umur menopause dari 46 tahun pada tahun 1980 menjadi 49 tahun pada tahun 2000.
Jumlah dan proporsi penduduk perempuan yang berusia diatas 50 tahun dan diperkirakan memasuki usia menopause dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2000 jumlah perempuan berusia diatas 50 tahun baru mencapai 15,5 juta orang atau 7,6% dari total penduduk, sedangkan tahun 2020 jumlahnya diperkirakan meningkat menjadi 30,0 juta atau 11,5% dari total penduduk.
Pada usia 50 tahun, perempuan memasuki masa menopause sehingga terjadi penurunan atau hilangnya hormon estrogen yang menyebabkan perempuan mengalami keluhan atau gangguan yang seringkali mengganggu aktivitas sehari-hari bahkan dapat menurunkan kualitas hidupnya. Padahal estrogen tersebut mempunyai manfaat yang beragam, sehingga menurunnya produksi hormon akan berpengaruh terhadap beberapa perubahan penting dalam tubuh.
Apa saja gejala-gejala awal yang menandakan kurangnnya kadar estrogen ?
• Wajah kemerahan
• Keringat pada malamm hari
• Rasa sakit dan nyeri (nyeri tulang dan sendi)
• Kekeringan didaerah vagina
• Masalah kandung kemih
• Hubungan seksual yang menimbulkan rasa nyeri
• Kulit kering
• Gangguan tidur
• Emosi yang mudah berubah-rubah
• Perdarahan menstruasi yang tidak teratur
• Gejolak panas di dada dan muka (hot flushes)
• Sakit kepala
• Mudah pingsan
• Depresi
• Daya ingat menurun
• Sulit konsentrasi
• Penyakit jangka panjang seperti tulang keropos (osteoporosis), jantung koroner, stroke, kanker usus besar.
Anda dapat mengukur kadar estrogen dengan berkonsultasi pada dokter yang akan melakukan pemeriksaan darah sederhana. Bila anda telah mengetahui penyebab timbunya gejala-gejala tersebut, anda dapat memulai usaha untuk mengatasinya.
Mengatasi menopause, degan Terapi penggantian hormon (TPH) bertujuan untuk mengganti hormon yang mulai menghilang agar efek-efek menopause dapat diatasi. Berkonsultasi pada ahli kandungan untuk membantu anda mempertimbangkan risiko TPH dan menemukan penanganan yang paling tepat untuk anda. Walupun efek samping yang akan muncul telah diketahui, kini anda bias mendapatkan pengobatan yang disesuaikan dengan keadaan anda untuk menghilangkan atau memperkecil efek samping. Ingat bahwa setiap wanita adalah berbeda.
Olahraga merupakan hal yang penting, tidak saja untuk kesehatan umum anda, tetapi juga memperbaiki densitas/kepadatan tulang anda dan menghilangkan gejala-gejala menopause.
 Diet tradisional Asia tampaknya memberi keuntungan yang penting.
- Mengandung kurang dari 20% kalori yang berasal dari lemak
¬- Membatasi masukan daging
- Kaya akan berbagai macam buah, sayur serta kacang-kacangan
- Memasukan menu dari tahu atau olahan kedelai paling tidak sekali sehari. (Produk olahan kedelai mengandung fitoestrogen, yang merupakan sebuah tipe hormon tanaman yang diyakini bermanfaat bagi menopause. Namun demikian, preparat tersebut belum terbukti keuntungannya untuk mengatasi osteoporosis dan efek kardiovaskuler akibat menopause.

 Hindari fakor-faktor yang memicu gejala-gejala menopause anda.kemerahan pada wajah dapat di picu oleh makanan nyang panas atau pedas. Alkohol, kafein dan gula juga dapat memicu kemerahan pada wajah.
 Krim vagina dan jel dapat di gunakan untuk mengurangi kekeringan dan rasa gatal pada vagina.. Preparattersebut juga dapat di gunakan pada saat berhubungan seksual, untuk mengurangi rasa sakit.

D. OSTEOPOROSIS
Seiring meningkatnya usia harapan hidup di Indonesia, masalah osteoporosis/tulang keropos perlu mendapat perhatian serius. Semakin tua seseorang, semakin mudah terserang osteoporosis.
Orang lanjut usia merupakan sasaran paling rapuh untuk terkena osteoporosis. Ketika perempuan mencapai usia 80 tahun, ia mengalami resiko 40% mengalami 1 atau lebih patah tulang belakang. Data dunia juga menyebutkan satu dar tiga wanita beresiko terkena osteoporosis.
Kunci utama untuk melawan rapuh tulang diantaranya:
• Perhatikan gaya hidup
• Perhatikan pola makan
• Aktifitas fisi


2.4 Tingkat Kesuburan Wanita

Tingkat Kesuburan wanita sangat ditentukan oleh fungsi hormonal, kesehatan ovarium, dan sistem metabolisme. Bila tiga hal tersebut tidak mengalami gangguan, maka dapat dipastikan bahwa wanita tersebut memiliki tingkat kesuburan yang sangat baik.
Usia juga sangat mempengaruhi kesuburan wanita. Tingkat kesuburan paling tinggi terjadi pada usia 8-30 tahun dan menurun 5-10 persen pada rentang usia 30-35 tahun. Persentase ini menurun lagi 30 persen jika telah menapaki usia 35-40 tahun. Kesuburan wanita akan menurun hingga 50 persen ketika berusia 40 tahun ke atas bahkan berhenti secara total pada masa menopause. Setelah melewati masa itu, sebenarnya wanita masih bisa mengalami kehamilan asalkan kondisi ovarium masih sangat baik.


Masa subur adalah suatu masa dalam siklus menstruasi perempuan dimana terdapat sel telur yang matang yang siap dibuahi, sehingga bila perempuan tersebut melakukan hubungan seksual maka dimungkinkan terjadi kehamilan.
Siklus menstruasi dipengaruhi oleh hormon seks perempuan yaitu esterogen dan progesteron. Hormon-hormon ini menyebabkan perubahan fisiologis pada tubuh perempuan yang dapat dilihat melalui beberapa indikator klinis seperti, perubahan suhu basal tubuh, perubahan sekresi lendir leher rahim (serviks), perubahan pada serviks, panjangnya siklus menstruasi (metode kalender) dan indikator minor kesuburan seperti nyeri perut dan perubahan payudara.
Dengan mengetahui masa subur, ini akan bermanfaat bagi pasangan yang bermasalah dalam mendapatkan keturunan, yaitu dengan cara:
1. Menilai kejadian dan waktu terjadinya ovulasi.
2. Memprediksikan hari-hari subur yang maksimum.
3. Mengoptimalkan waktu untuk melakukan hubungan seksual untuk mendapatkan kehamilan.
4. Membantu mengindentifikasi sebagian masalah infertilitas























BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Usia harapan hidup (Life Expectancy Rate) merupakan lama hidup manusia di dunia.
Penyebab panjangnya umur manusia, tergantung dari beberapa faktor:
1. Pola makan
2. Penyakit bawaan dari lahir
3. Lingkungan tempat tinggal
4. Stress atau tekanan.
Faktor-faktor kesehatan yang mempengaruhi dan berhubungan dengan usia harapan
hidup:
1. Gizi
2. Merokok
3. Menopause
4. Osteoporosis
Masa subur adalah suatu masa dalam siklus menstruasi perempuan dimana terdapat sel telur yang matang yang siap dibuahi, sehingga bila perempuan tersebut melakukan hubungan seksual maka dimungkinkan terjadi kehamilan.

3.2 Saran

Dari makalah yang saya susun ini, saya harap pembaca dapat memahami betul tentang indikator status kesehatan wanita dilihat dari usia harapan hidup dan tingkat kesuburannya.

Senin, 02 Mei 2011

MASA KEHAMILAN : TEORI REVA RUBIN DAN TEORI RAMONA T. MERCER

BAB I
P E N D A H U L U A N

A. Latar Belakang

Kebidanan sejak dahulu kala telah ada untuk mengurusi wanita yang melahirkan, tetapi upaya untuk mengatur pelatihan dan praktik kebidanan baru dibuat pada tahun 1881. Bagi banyak bidan, transisi dari penolong biasa menjadi bidan yang professional secara kademik tidak mudah. Banyak bidan mengungkapkan kekhawatiran mereka bahwa seni kebidanan akan dibatasi dengan apa yang dianggap oleh obsesi terkini sebagai ilmu pengetahuan.

Kebidanan sudah ada sejak lama. Ilmu tersebut berkembang dari yang berupa keahlian dan keterampilan tangan yang diturunkan dari generasi ke generasi. Sampai menjadi suatu seni dan profesi yang berkembang berdasarkan bukti-bukti ilmiah. Semua pendidikan untuk menjadi seorang bidan, berada pada tingkat diploma, dengan lebih banyak pendidikan untuk menjadi seorang bidan yang ahli dalam bidang tertentu.

Sebagai seorang bidan, tidak hanya ilmu kebidanan yang harus diketahui tapi juga tentang psikologi seorang calon ibu.

Secara umum psikologi itu banyak teori-teori yang mendukung. segala perilaku dan permasalahan pasti ada teorinya. teori itu harus dibaca, dihapalkan, dimengerti, dianalisis, dan diterapkan dalam lingkungan kita. Psikologi dapat diartikan pula dengan “Ilmu yang mempelajari prilaku manusia atau tingkah laku manusia”. Setelah Psikologi berkembang luas dan dituntut mempunyai ciri-ciri sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan, maka “Jiwa” dipandang terlalu abstrak. Ilmu pengetahuan menghendaki objeknya bisa diamati, dan dicatat dan diukur. Dan ternyata perilaku dianggap lebih mudah diamati, dicatat dan diukur. Meskipun demikian, arti perilaku ini diperluas tidak hanya mencakup perilaku “kasat mata” seperti : makan, membunuh, menangis dan lain-lain, tetapi juga mencakup perilaku “tidak kasat mata” seperti : fantasi, motivasi, contoh (mengapa membunuh?), atau proses yang terjadi pada waktu seseorang tidak bergerak (tidur) dan lain-lain.

B. Tujuan Penulisan
Agar mahasiswi mengetahui psikologi calon ibu pada masa kehamilan yang berdasarkan teori Rubin dan teori Ramona Termecer.

C. Rumusan Masalah
1. Pengertian masa kehamilan
2. Apa itu teori Rubin?
3. Apa itu teori Ramona Termecer?

D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini adalah metode kepustakaan, yaitu menghimpun data-data dari buku serta dari browsing internet.
















BAB II
P E M B A H A S A N

A. Pengertian Masa Kehamilan

Seseorang wanita dikatakan “hamil “ secara normal apabila di dalam rahimnya bertumbuh kembang manusia baru. Kehamilan dapat pula terjadi di luar rahim (dinamakan kehamilan diluar kandungan /kehamilan ektopik) dan pada kondisi yang sangat jarang terjadi dapat bertahan hingga cukup besar. Manusia sejatinya diciptakan untuk mengandung hanya satu janin. Keadaaan kehamilan kembar sebetulnya “abnormal” yang mungkin terjadi sehingga apabila seorang wanita mengalaminya kehamilannya dikatakan berisiko tinggi.

Istilah ilmiah untuk kehamilan adalah “gravid” sehingga wanita hamil sering kali disebut sebagai “gravida”. Selain itu dikenal juga istilah “paritas” (disingkat sebagai “para”) digunakan menunjukkan jumlah kelahiran hidup sebelumnya. Seorang wanita yang belum pernah hamil disebut “nuligravida”, seorang wanita yang sedang hamil untuk pertama kalinya sebagai “primigravida”, dan seorang wanita yang hamil pada kehamilan sesudahnya disebut “multigravida” atau “multipara”. Wanita yang tidak pernah mencapai kehamilan lebih dari 20 minggu usia kehamilan disebut sebagai “nulipara”.

Hasil kehamilan juga secara ilmiah mempunyai sebutan tersendiri. Istilah “embrio” atau juga disebut sebagai “mudigah” digunakan sampai usia kehamilan 11 minggu kehamilan. Sebutan “janin” atau “fetus” baru digunakan setelah usia kehamilan 11 minggu hingga kelahiran.

Masa kehamilan dibagi dalam tiga bulanan (trimester). Trimester pertama merupakan perkembangan dan pembentukan organ . Trimester kedua merupakan tahap perkembangan dan pertumbuhan lanjutan dan trimester ketiga merupakan akselerasi tumbuh kembang dan persiapan kelahiran dimana pada awal masa ini janin telah dapat hidup di dunia luar dengan atau tanpa bantuan medis.

B. Teori Reva Rubin

Rubin adalah seorang perawat bidan USA . Rubin mengembang kan penelitian dan teori tentang kesehatan ibu dan dan anak khusus nya ibu bersalin. Penelitian dan pengamatan di lakukan lebih dari 20 tahun dengan lebih dari 6000 responden .

Tujuan rubin adalah mengindentifikasi bagai mana seorang wanita mencapai peran menjadi seorang ibu beserta interfensi-interfensi yang memungkin kan menimbul kan efek negative. Menekan pada pencapaian peran sebagai ibu, untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas atau latihan. Dengan demikian, seorang wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran yang akan di alaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi khususnya perubahan psikologis dalam kehamilan dan setelah persalinan.

Rubin menyimpulkan usaha yang dilakukan wanita selama hamil bertujuan untuk :
a) Memastikan keselamatan , kesejahteraan diri dan bayi nya .
b) Memastikan penerimaan masyarakat
c) Penentuan gambaran dan indentitas diri
d) Mengerti tentang arti memberi dan menerima
Beberapa tahapan aktifitas penting sebelim seseorang menjadi seorang ibu.
1. Taking on (tahapan meniru)
Seorang wanita dalam pencapaiaan sebagai ibu akan memulainya dengan meniru dan melakukan peran seorang ibu.
1. Taking in
Seorang wanita sedang membayangkan peran yang dilakukannya . introjektion, projection dan rejection merupakan tahap di mana wanita membedakan model-model yang sesuai dengan keinginannya.
1. Letting go
Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah di lakukannya. Pada tahap ini seorang akan meninggalkan perannya di masa lalu.
Rubin (1961) juga menyebutkan bahwa periode post partum juga menyebab kan stres ibu baru , bahkan lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat. Fakto-faktor yang mempengaruhi sukses nya masa transisi kemasa menjadi orang tua pada masa post partum adalah sebagai berikut .
a) Respon dan dukungan dari keluarga dan teman
b) Hubungan dari pengalaman melahirkan
c) Pengalaman melahirkan dan membesar kan anak yang lalu ( sebelumnya).
d) Pengaruh budaya

C. Teori Ramona T Marcer

Marcer adalah seorang perawat yang sangat ‘conceren’ terhadap proses persalinan (mariner-tomay, 1989) . ia bekerja dengan pengaruh besar dari Reva Rubin yang merupaka profesor keperawatan metarnitas pada universitas program doctoral dimana Marser melaksanakan studinya. Sejak tahun 1988 Marcer telah menerbitkan 4 buku dan lebih dari 55 artikel .

Dalam teorinya Marcer lebih menekan kan pada stres ante partum dalam pencapaian peran ibu . ia mengenditifaki seorang wanita pada awal post partum menunjukan bahwa wanita akan lebih mendekatkan diri kepada bayi di bandingkan dengan melakukan tugasnya sebagai seorang ibu pda umumnya.

Marcer seperti ditulis Chalmers ete al (1981) juga menjelaskan bahwa dukungan selama hamil akan memberi pengaruh baik pada keadaan berikut :
a) Keterbatasan social seseorang.
b) Kurangnya dukungan social
c) Minimnya ‘’Self esteem’’ diantara para ibu.

Ada pokok pembahasan dalam teori Marcer yaitu :

1) Efek stress antepartum

Stress Anterpartum adalah komplikasi dari resiko kehamilan dan pengalaman negative dari hidup seorang wanita, tuuan asuhan yang di berikan adalah : memberikan dukungan selama hamil untuk mengurangi ketidak percayaan ibu.

Penilitian mercer menunjukkan ada enam faktor yang berhubungan dengan status kesehatan ibu, yaitu:
1. Hubungan Interpersonal
2. Peran keluarga
3. Stress anterpartum
4. Dukungan social
5. Rasa percaya diri
6. Penguasaan rasa takut, ragu dan depresi

Maternal role menurut mercer adalah bagai mana seorang ibu mendapatkan identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan penjabaran yang lengkap dengan dirinya sendiri.

2) Pencapaian peran ibu

Peran ibu dapat di capai bila ibu menjadi dekat dengan bayinya termasuk mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran, lebih lanjut mercer menyebutkan tentang stress anterpartum terhadap fungsi keluarga, baik yang positif ataupun yang negative. Bila fungsi keluarganya positif maka ibu hamil dapat mengatasi stress anterpartum, stress anterpartum karena resiko kehamilan dapat mempengaruhi persepsi terhadap status kesehatan, dengan dukungan keluarga dan bidan maka ibu dapat mengurangi atau mengatasi stress anterpartum.

Perubahan yang terjadi pada ibu hamil selama masa kehamilan (Trisemester I, II dan III) merupakan hal yang fisiologis sesuai dengan filosofi asuhan kebidanan bahwa menarche, kehamilan, nifas, dan monopouse merupakan hal yang fisiologis.

Perubahan yang di alami oleh ibu, selama kehamilan terkadang dapat menimbulkan stress anterpartum, sehingga bidan harus memberikan asuhan kepada ibu hamil agar ibu dapat menjalani kehamilannya secara fisiologis (normal), perubahan yang di alami oleh ibu hamil antara lain adalah:
a. Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga dapat berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan bayinya.
b. Ibu memerlukan sosialisasi
c. Ibu cenderung merasa khawatir terhadap perubahan yang terjadi pada tubuhnya
d. Ibu memasuki masa transisi yaitu dari masa menerima kehamilan kehamilan ke masa menyiapkan kelahiran dan menerima bayinya.

Penghargaan diri, status kesehatan dan dukungan social diperkirakan mempunyai efek langsung yang positif terhadap penguasaan. Diperkirakan hal ini mempunyai efek negative yang langsung terhadap fungsi keluarga (Mercer, 1988). Hubungan ini telah dibuktikan dalam suatu penelitian terhadap wanita yang dirawat di RS dengan kehamilan resiko tinggi. Wanita-wanita tersebut dibandingkan dengan wanita-wanita dengan kehamilan dengan resiko rendah. Sebagian dari pasangan kedua grup ini juga diikutsertakan dalam penelitian ini. Dari penelitian ini ternyata bahwa wanita dengan kehamilan resiko tinggi mengalami fungsi keluarga yang kurang optimal dibandingkan dengan wanita dengan kehamilan resiko rendah.

Wanita dalam pencapaian peran ibu dipengaruhi oleh faktor-faktor :
a. Faktor ibu
1. Umur ibu pada saat melahirkan
2. Persepsi ibu pada saat melahirkan pertama kali
3. Stress social
4. Memisahkan ibu pada anaknya secepatnya
5. Dukungan social
6. Konsep diri
7. Sifat pribadi
8. Sikap terhadap membesarkan anak
9. Status kesehatan ibu.
b. Faktor bayi
1. Temperament
2. Kesehatan bayi
c. Faktor-faktor lainnya
1. Latar belakang etnik
2. Status pekawinan
3. Status ekonomi
Dari faktor social support, mercer mengidentifikasikan adanya empat faktor pendukung:
a. Emotional support
Yaitu perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya dan mengerti.
b. Informational support
Yaitu membantu individu untuk menolong dirinya sendiri dengan memberikan informasi yang berguna dan berhubungan dengan masalah atau situasi.
c. Physical support
Yaitu pertolongan yang langsung seperti membantu merawat bayi atau dapat juga berbentuk memberikan dukungan dana.
d. Appraisal support
Yaitu informasi yang menjelaskan tentang peran dirinya, bagaiman ia menampilkannya dalam peran. Sehingga hal ini memungkinkan individu mampu mengevaluasi dirinya sendiri yang berhubungan dengan penampilan peran orang lain.
Mercer menegaskan bahwa umur, tingkat pendidikan, ras, status perkawinan, status ekonomi dan konsep diri adalah faktor-faktor yang sangat berpengaruh dalam pencapaiaan peran ibu. Peran bidan yang di harapkanoleh mercer dalam teorinya adalah membantu wanita dalam melaksanakan tugas dan adaptsi peran dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaiaan peran ini dan kontribusi dari stress antepartum.
Tujuan pembahasan Marcer adalah memberikan dukungan selama hamil untuk mengurangi lemahnya efek lingkungan dan dukungan social serta kurangnya kepercayaan diri ibu.

























BAB III
P E N U T U P

A. Kesimpulan
Teori sejatinya adalah penjelasan dari suatu kejadian dan fenomena. Proses penjelasan ini memerlukan pemikiran yang dalam hal ini membutuhkan pengetahuan (Dickoff dan James, 1992).
Tujuan rubin adalah mengindentifikasi bagai mana seorang wanita mencapai peran menjadi seorang ibu beserta interfensi-interfensi yang memungkin kan menimbul kan efek negative. Menekan pada pencapaian peran sebagai ibu, untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas atau latihan. Dengan demikian, seorang wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran yang akan di alaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi khususnya perubahan psikologis dalam kehamilan dan setelah persalinan.
Sedangkan pada awalnya model konseptual Mercer lebih lebih ditujukan pada pengkajian ibu post partum karena model ini berfokus pada proses pencapaian peran ibu dan bagaimana menjadi seorang ibu. Namun jika meninjau konsep model yang dikemukakan oleh Mercer ini bayi adalah bagian yang sangat penting dapam proses pencapaian peran tersebut, dimana interaksi bayi dengan ibu yang terjalin utuh dan sistematis akan mempererat kasih sayang antara keduanya.
B. Saran
Semoga apa yang disajikan pada makalah ini bisa berguna di masa yang akan datang.

Entri Populer Q