Senin, 02 Mei 2011

MASA KEHAMILAN : TEORI REVA RUBIN DAN TEORI RAMONA T. MERCER

BAB I
P E N D A H U L U A N

A. Latar Belakang

Kebidanan sejak dahulu kala telah ada untuk mengurusi wanita yang melahirkan, tetapi upaya untuk mengatur pelatihan dan praktik kebidanan baru dibuat pada tahun 1881. Bagi banyak bidan, transisi dari penolong biasa menjadi bidan yang professional secara kademik tidak mudah. Banyak bidan mengungkapkan kekhawatiran mereka bahwa seni kebidanan akan dibatasi dengan apa yang dianggap oleh obsesi terkini sebagai ilmu pengetahuan.

Kebidanan sudah ada sejak lama. Ilmu tersebut berkembang dari yang berupa keahlian dan keterampilan tangan yang diturunkan dari generasi ke generasi. Sampai menjadi suatu seni dan profesi yang berkembang berdasarkan bukti-bukti ilmiah. Semua pendidikan untuk menjadi seorang bidan, berada pada tingkat diploma, dengan lebih banyak pendidikan untuk menjadi seorang bidan yang ahli dalam bidang tertentu.

Sebagai seorang bidan, tidak hanya ilmu kebidanan yang harus diketahui tapi juga tentang psikologi seorang calon ibu.

Secara umum psikologi itu banyak teori-teori yang mendukung. segala perilaku dan permasalahan pasti ada teorinya. teori itu harus dibaca, dihapalkan, dimengerti, dianalisis, dan diterapkan dalam lingkungan kita. Psikologi dapat diartikan pula dengan “Ilmu yang mempelajari prilaku manusia atau tingkah laku manusia”. Setelah Psikologi berkembang luas dan dituntut mempunyai ciri-ciri sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan, maka “Jiwa” dipandang terlalu abstrak. Ilmu pengetahuan menghendaki objeknya bisa diamati, dan dicatat dan diukur. Dan ternyata perilaku dianggap lebih mudah diamati, dicatat dan diukur. Meskipun demikian, arti perilaku ini diperluas tidak hanya mencakup perilaku “kasat mata” seperti : makan, membunuh, menangis dan lain-lain, tetapi juga mencakup perilaku “tidak kasat mata” seperti : fantasi, motivasi, contoh (mengapa membunuh?), atau proses yang terjadi pada waktu seseorang tidak bergerak (tidur) dan lain-lain.

B. Tujuan Penulisan
Agar mahasiswi mengetahui psikologi calon ibu pada masa kehamilan yang berdasarkan teori Rubin dan teori Ramona Termecer.

C. Rumusan Masalah
1. Pengertian masa kehamilan
2. Apa itu teori Rubin?
3. Apa itu teori Ramona Termecer?

D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini adalah metode kepustakaan, yaitu menghimpun data-data dari buku serta dari browsing internet.
















BAB II
P E M B A H A S A N

A. Pengertian Masa Kehamilan

Seseorang wanita dikatakan “hamil “ secara normal apabila di dalam rahimnya bertumbuh kembang manusia baru. Kehamilan dapat pula terjadi di luar rahim (dinamakan kehamilan diluar kandungan /kehamilan ektopik) dan pada kondisi yang sangat jarang terjadi dapat bertahan hingga cukup besar. Manusia sejatinya diciptakan untuk mengandung hanya satu janin. Keadaaan kehamilan kembar sebetulnya “abnormal” yang mungkin terjadi sehingga apabila seorang wanita mengalaminya kehamilannya dikatakan berisiko tinggi.

Istilah ilmiah untuk kehamilan adalah “gravid” sehingga wanita hamil sering kali disebut sebagai “gravida”. Selain itu dikenal juga istilah “paritas” (disingkat sebagai “para”) digunakan menunjukkan jumlah kelahiran hidup sebelumnya. Seorang wanita yang belum pernah hamil disebut “nuligravida”, seorang wanita yang sedang hamil untuk pertama kalinya sebagai “primigravida”, dan seorang wanita yang hamil pada kehamilan sesudahnya disebut “multigravida” atau “multipara”. Wanita yang tidak pernah mencapai kehamilan lebih dari 20 minggu usia kehamilan disebut sebagai “nulipara”.

Hasil kehamilan juga secara ilmiah mempunyai sebutan tersendiri. Istilah “embrio” atau juga disebut sebagai “mudigah” digunakan sampai usia kehamilan 11 minggu kehamilan. Sebutan “janin” atau “fetus” baru digunakan setelah usia kehamilan 11 minggu hingga kelahiran.

Masa kehamilan dibagi dalam tiga bulanan (trimester). Trimester pertama merupakan perkembangan dan pembentukan organ . Trimester kedua merupakan tahap perkembangan dan pertumbuhan lanjutan dan trimester ketiga merupakan akselerasi tumbuh kembang dan persiapan kelahiran dimana pada awal masa ini janin telah dapat hidup di dunia luar dengan atau tanpa bantuan medis.

B. Teori Reva Rubin

Rubin adalah seorang perawat bidan USA . Rubin mengembang kan penelitian dan teori tentang kesehatan ibu dan dan anak khusus nya ibu bersalin. Penelitian dan pengamatan di lakukan lebih dari 20 tahun dengan lebih dari 6000 responden .

Tujuan rubin adalah mengindentifikasi bagai mana seorang wanita mencapai peran menjadi seorang ibu beserta interfensi-interfensi yang memungkin kan menimbul kan efek negative. Menekan pada pencapaian peran sebagai ibu, untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas atau latihan. Dengan demikian, seorang wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran yang akan di alaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi khususnya perubahan psikologis dalam kehamilan dan setelah persalinan.

Rubin menyimpulkan usaha yang dilakukan wanita selama hamil bertujuan untuk :
a) Memastikan keselamatan , kesejahteraan diri dan bayi nya .
b) Memastikan penerimaan masyarakat
c) Penentuan gambaran dan indentitas diri
d) Mengerti tentang arti memberi dan menerima
Beberapa tahapan aktifitas penting sebelim seseorang menjadi seorang ibu.
1. Taking on (tahapan meniru)
Seorang wanita dalam pencapaiaan sebagai ibu akan memulainya dengan meniru dan melakukan peran seorang ibu.
1. Taking in
Seorang wanita sedang membayangkan peran yang dilakukannya . introjektion, projection dan rejection merupakan tahap di mana wanita membedakan model-model yang sesuai dengan keinginannya.
1. Letting go
Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah di lakukannya. Pada tahap ini seorang akan meninggalkan perannya di masa lalu.
Rubin (1961) juga menyebutkan bahwa periode post partum juga menyebab kan stres ibu baru , bahkan lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat. Fakto-faktor yang mempengaruhi sukses nya masa transisi kemasa menjadi orang tua pada masa post partum adalah sebagai berikut .
a) Respon dan dukungan dari keluarga dan teman
b) Hubungan dari pengalaman melahirkan
c) Pengalaman melahirkan dan membesar kan anak yang lalu ( sebelumnya).
d) Pengaruh budaya

C. Teori Ramona T Marcer

Marcer adalah seorang perawat yang sangat ‘conceren’ terhadap proses persalinan (mariner-tomay, 1989) . ia bekerja dengan pengaruh besar dari Reva Rubin yang merupaka profesor keperawatan metarnitas pada universitas program doctoral dimana Marser melaksanakan studinya. Sejak tahun 1988 Marcer telah menerbitkan 4 buku dan lebih dari 55 artikel .

Dalam teorinya Marcer lebih menekan kan pada stres ante partum dalam pencapaian peran ibu . ia mengenditifaki seorang wanita pada awal post partum menunjukan bahwa wanita akan lebih mendekatkan diri kepada bayi di bandingkan dengan melakukan tugasnya sebagai seorang ibu pda umumnya.

Marcer seperti ditulis Chalmers ete al (1981) juga menjelaskan bahwa dukungan selama hamil akan memberi pengaruh baik pada keadaan berikut :
a) Keterbatasan social seseorang.
b) Kurangnya dukungan social
c) Minimnya ‘’Self esteem’’ diantara para ibu.

Ada pokok pembahasan dalam teori Marcer yaitu :

1) Efek stress antepartum

Stress Anterpartum adalah komplikasi dari resiko kehamilan dan pengalaman negative dari hidup seorang wanita, tuuan asuhan yang di berikan adalah : memberikan dukungan selama hamil untuk mengurangi ketidak percayaan ibu.

Penilitian mercer menunjukkan ada enam faktor yang berhubungan dengan status kesehatan ibu, yaitu:
1. Hubungan Interpersonal
2. Peran keluarga
3. Stress anterpartum
4. Dukungan social
5. Rasa percaya diri
6. Penguasaan rasa takut, ragu dan depresi

Maternal role menurut mercer adalah bagai mana seorang ibu mendapatkan identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan penjabaran yang lengkap dengan dirinya sendiri.

2) Pencapaian peran ibu

Peran ibu dapat di capai bila ibu menjadi dekat dengan bayinya termasuk mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran, lebih lanjut mercer menyebutkan tentang stress anterpartum terhadap fungsi keluarga, baik yang positif ataupun yang negative. Bila fungsi keluarganya positif maka ibu hamil dapat mengatasi stress anterpartum, stress anterpartum karena resiko kehamilan dapat mempengaruhi persepsi terhadap status kesehatan, dengan dukungan keluarga dan bidan maka ibu dapat mengurangi atau mengatasi stress anterpartum.

Perubahan yang terjadi pada ibu hamil selama masa kehamilan (Trisemester I, II dan III) merupakan hal yang fisiologis sesuai dengan filosofi asuhan kebidanan bahwa menarche, kehamilan, nifas, dan monopouse merupakan hal yang fisiologis.

Perubahan yang di alami oleh ibu, selama kehamilan terkadang dapat menimbulkan stress anterpartum, sehingga bidan harus memberikan asuhan kepada ibu hamil agar ibu dapat menjalani kehamilannya secara fisiologis (normal), perubahan yang di alami oleh ibu hamil antara lain adalah:
a. Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga dapat berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan bayinya.
b. Ibu memerlukan sosialisasi
c. Ibu cenderung merasa khawatir terhadap perubahan yang terjadi pada tubuhnya
d. Ibu memasuki masa transisi yaitu dari masa menerima kehamilan kehamilan ke masa menyiapkan kelahiran dan menerima bayinya.

Penghargaan diri, status kesehatan dan dukungan social diperkirakan mempunyai efek langsung yang positif terhadap penguasaan. Diperkirakan hal ini mempunyai efek negative yang langsung terhadap fungsi keluarga (Mercer, 1988). Hubungan ini telah dibuktikan dalam suatu penelitian terhadap wanita yang dirawat di RS dengan kehamilan resiko tinggi. Wanita-wanita tersebut dibandingkan dengan wanita-wanita dengan kehamilan dengan resiko rendah. Sebagian dari pasangan kedua grup ini juga diikutsertakan dalam penelitian ini. Dari penelitian ini ternyata bahwa wanita dengan kehamilan resiko tinggi mengalami fungsi keluarga yang kurang optimal dibandingkan dengan wanita dengan kehamilan resiko rendah.

Wanita dalam pencapaian peran ibu dipengaruhi oleh faktor-faktor :
a. Faktor ibu
1. Umur ibu pada saat melahirkan
2. Persepsi ibu pada saat melahirkan pertama kali
3. Stress social
4. Memisahkan ibu pada anaknya secepatnya
5. Dukungan social
6. Konsep diri
7. Sifat pribadi
8. Sikap terhadap membesarkan anak
9. Status kesehatan ibu.
b. Faktor bayi
1. Temperament
2. Kesehatan bayi
c. Faktor-faktor lainnya
1. Latar belakang etnik
2. Status pekawinan
3. Status ekonomi
Dari faktor social support, mercer mengidentifikasikan adanya empat faktor pendukung:
a. Emotional support
Yaitu perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya dan mengerti.
b. Informational support
Yaitu membantu individu untuk menolong dirinya sendiri dengan memberikan informasi yang berguna dan berhubungan dengan masalah atau situasi.
c. Physical support
Yaitu pertolongan yang langsung seperti membantu merawat bayi atau dapat juga berbentuk memberikan dukungan dana.
d. Appraisal support
Yaitu informasi yang menjelaskan tentang peran dirinya, bagaiman ia menampilkannya dalam peran. Sehingga hal ini memungkinkan individu mampu mengevaluasi dirinya sendiri yang berhubungan dengan penampilan peran orang lain.
Mercer menegaskan bahwa umur, tingkat pendidikan, ras, status perkawinan, status ekonomi dan konsep diri adalah faktor-faktor yang sangat berpengaruh dalam pencapaiaan peran ibu. Peran bidan yang di harapkanoleh mercer dalam teorinya adalah membantu wanita dalam melaksanakan tugas dan adaptsi peran dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaiaan peran ini dan kontribusi dari stress antepartum.
Tujuan pembahasan Marcer adalah memberikan dukungan selama hamil untuk mengurangi lemahnya efek lingkungan dan dukungan social serta kurangnya kepercayaan diri ibu.

























BAB III
P E N U T U P

A. Kesimpulan
Teori sejatinya adalah penjelasan dari suatu kejadian dan fenomena. Proses penjelasan ini memerlukan pemikiran yang dalam hal ini membutuhkan pengetahuan (Dickoff dan James, 1992).
Tujuan rubin adalah mengindentifikasi bagai mana seorang wanita mencapai peran menjadi seorang ibu beserta interfensi-interfensi yang memungkin kan menimbul kan efek negative. Menekan pada pencapaian peran sebagai ibu, untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas atau latihan. Dengan demikian, seorang wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran yang akan di alaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi khususnya perubahan psikologis dalam kehamilan dan setelah persalinan.
Sedangkan pada awalnya model konseptual Mercer lebih lebih ditujukan pada pengkajian ibu post partum karena model ini berfokus pada proses pencapaian peran ibu dan bagaimana menjadi seorang ibu. Namun jika meninjau konsep model yang dikemukakan oleh Mercer ini bayi adalah bagian yang sangat penting dapam proses pencapaian peran tersebut, dimana interaksi bayi dengan ibu yang terjalin utuh dan sistematis akan mempererat kasih sayang antara keduanya.
B. Saran
Semoga apa yang disajikan pada makalah ini bisa berguna di masa yang akan datang.

2 komentar:

  1. makasih ya... sangat membantu

    BalasHapus
  2. trimakasih sangat membantu

    tapi tolong berikan refrensi ^_^

    BalasHapus

Entri Populer Q